Kamis, 18 Juli 2013

Makalah Administrasi Pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          LATAR BELAKANG
            “Kepemimpinan” diterjemahkan dari bahasa inggris “Leadership”. Dalam Ensiklopedia Umum (1993) diartikan sebagai “Hubungan erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang sama”. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yang dipimpin.
            “Motivasi” kata motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “bergerak” yang dimaksudkan sebagai “bergerak untuk maju”. Motivasi dalam konteks organisasi dijelaskan Hasibuan (1991:183) sebagai suat keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau berkerja secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus tercapainya tujuan organisasi. Dalam pengertian ini nampak peran pemimpin yang memberikan dorongan kepada bawahan agar mau bekerja keras dengan menerapkan teknik-teknik motivasi yang efektif sebagaimana dikatakn Pole (1987:15) “Motivation is concerned with personal energy directed to ward the achiviement of partcular goal”
            Dari pemaparan diatas jelas bahwa kepemimpinan dan motivasi mempunyai hubungan yang erat dimana seorang pemimpin bisa memotivasi bawahannya agar berkerjakerasuntuk mencapai tujuannya, Dubrin. A. J. (2001:3), kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi, maka pemakalah dalam hal ini ingin memparkan tentang kepemimpinan dan motivasi dalam organisasi.






1.2.          PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang akan dibahas pada masalah:
a.       Definisi kepemimpinan
b.      Keterampilan kepemimpinan
c.       Pendekatan kepemimpinan
d.      Pengertian motivasi dan motif
e.       Tujuan motivasi
f.        Perinsip-perinsip motivasi
g.       Jenis dan teori motivasi
h.      Faktor-faktor motivasi
i.         Teknik-teknik motivasi
1.3.          RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan tersebut, masalah-masalah yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
a.       Apa definisi kepemimpinan?
b.      Bagaimana keterampilan seorang pemimpin?
c.       Apa saja pendektan yang dilakukan seorang pemimpin?
d.      Apa pengertian motivasi dan motif?
e.       Apa tujuan dari motivasi?
f.        Bagaimana prinsip-perinsip motivasi?
g.       Bagaimana jenis dan teori motivasi?
h.      Apa faktor-faktor motivasi?
i.         Bagaimana teknik-teknik motivasi?
1.4.          TUJUAN
1.      Mengetahui definisi kepemimpinan
2.      Memahami keterampilan pemimpin
3.      Memahami pendekatan-pendekatan yang dilkukan pemimpin
4.      Mengetahui pengertian motivasi
5.      Mengetahui tujuan motivasi
6.      Memahami perinsip-perinsip motivasi
7.      Memahami jenis dan teori motivasi
8.      Mengetahui faktor motivasi
9.      Memahami teknik-teknik motivasi













BAB II
PEMBAHASAN

1.1.          Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam Ensiklopedi Umum diartikan sebagai ubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia, karena ada kepentingan yang sama.
Berikut beberapa definisi kepemimpinan:
1.      Bass (1990), kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suat kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen perubahan, oang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan kepemimpinan itu sendiri timbul ketika suat kelompok mengubah suatu kelompok mengubah motivasi kepentingan-kepentingan anggota lainnya dalamkelompok.
2.      Northouse, A. J. (2001:3), kepemimpinan adalah suat proses di mana individu mempengaruhi kelompok untuk mencapai tujuan umum.
3.      Kottler (1988: 5), kepemimpinan adalah proses menggerakkan seseorang atau sekelompok  orang  kepada tujuan-tujuan umumnya ditempuh dengan cara-cara yang tidak memaksa.
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa akan terjadi kepemimpinan apabila di dalam situasi tertentu seseorang  lebih menonjol dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan atau kelompok sehingga dengan penuh kesadaran orang-orang dapat mengikuti apa yang diinginkan pemimpin dalam mencapai tujuan.
Kepemimpinan pendidikan adalah suat peroses mempengaruhi, mengkoordinasi, dan menggerakan perilaku orang lain serta melakukan suatu perubahan ke arah yang lebih positif dalam mengupayakan keberhasilan pendidikan.



1.2.          Keterampilan Kepemimpinan
Davis, (1981: 127), mengidentifikasi tiga ketrampilan kepemimpinan yaitu:
1.      Technicalskills; diperlukan pemimpin agar ia mampu mengawasi dan menilai pekerjaan sesuai dengan keahlian yang digelutinya. Contohnya pemimpin pendidikan perlu menguasai cara-cara menyusun renstra, membuat silabus, memahami PBM, menguasai tekink penilaian, dan sebagainya.
2.      Human skills; kemamapuandalam membangun relasi dan dapat bekerjasama dengan orang lain adalah kualifikasi yang dipersyaratkan  seorang pemimpin baik dalam situasi formal maupun informal. Untuk membangun relasi yang lebih baik harus dikembangkan sikap resfek  dan saling menghargai sati sama lain.
3.      Conceptual skills; pemimpin yang disegani adalah pemimpin yang mampu memberi solusi yang tepat yang timbul dari pemikirannya yang cerdas tentang suatu persoalan.
Sedangkan Tim Dosen MKDK (2006) menjelaskan bahwa pemimpin perlu memiliki keterampilan kepemimpinan yaitu:
1.      Keterampilan dalam memimpin
2.      Keterampilam dalam hubungan insani
3.      Keterampilan dalam proses kelompok
4.      Keterampilan dalam administrasi personil
5.      Keterampilan dalam menilai

1.3.          Pendekatan Kepemimpinan
1.     Pendekatan Teori Sifat Pemimpin (Traits Theory)
Pemimpin yang mempunyai ciri kepemimpinan adalah seseorang yang memiliki kualitas diri yang baik tercermin sifat-sifat atau watak. Biasanya sifat atau watak yang diharapkan anggota dari pemimpinnya adalah cerdas, bijak, semangat, tanggung jawab, dan dapat dipercaya.
Davis mengikhtisarkan 4 sifat utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pemimpin yaitu: (1) kecerdasan, (2) kedewasaan dan keluasan hubungan sosial, (3) motivasi dan dari dorongan berprestasi, (4) sikap-sikap hubungan manusiawi.
Hicks dan Gullet menunjuakan 8 sifat kepemimpinan yang harus dimiliki pemimpin, yaitu:
a.       Bersikap adil.
b.      Memberi sugesti.
c.       Mendukung tercapainya tujuan.
d.      Katalisator.
e.       Menciptakan rasa aman.
f.        Sebagai wakil organisasi.
g.       Sumber inspirasi.
h.      Bersikap menhargai.
2.     Pendekatan Perilaku Pemimpin (behavior theory)
Mintorogo (1996) menjelaskan bahwa perilaku kepemimpinan merupakan tindakan-tindakan spesifik seseorang pemimpin dalam mengarahkan mengkoordinasikan kerja anggota kelompok. Sehingga kita dapat mempelajarinya sebagaimana yang dikatakan Hoy dan Miskel (1982) bahwa perilaku kepemimpinan dapat dipelajari. Oleh karena itu dapat terjadi bahwa individu yang dilatih dalam perilaku kepemimpinan yang memadai akan mampu memimpin secara lebih efektif.
Menelaah perilaku kepemimpinan dapat diidentifikasi dari dua aspek yaitu dari fungsi kepemimpinan yang dijalankan dan dri gaya yang ditunjukan pemimpin.
a.      Fungsi Kepemimpinan
Organisasi berisi sekelompok orang yang satu diantaranyadibutuhkan untuk menggerakkan mereka agar bekerja dengan efektif. Kepemimpin akan terjadi secara efektf apabila pemimpin dapat menjalankan dua fungsi utam yaitu (1) yang berkaitan dengan tugas atau fungsi pemacahan masala, dan (2) berkaitan dengn pembinaan kelompok atau fungsi sosial.
Fungsi tugas memudahkan dan mengkoordinasikan usaha kelompok dan memilih, mendefinisikan dan memecahkan masalah bersama. Fungsi sosial membantu kelompok berjalan lebih lancar, menengahi perbedaan pendapat, meredam konflik, dan dapat memancarkan perasaan hangat dan empathik kepada anggota.


b.     Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan norma atau dapat juga di artikan sebagai pola perilaku dalam memeperagakan kepemimpinannya. Terdapat dua gaya kepemimpinan  yaitu gaya dengan orientasi tugas, dan gaya dengan orientasi pada anggota.
Gaya kepemimpinan yang berorientasi tugas ingin pekerjaan selesai dengan memuaskan, tepat waktu, dan sempurna sehingga ia dapat betu-betul mengendalikan pegawai agar konsisten dan serius dalam pekerjaannya, kadang-kadang pemimpin tidak mau tahu dengan urusan-urusan pribadi karyawannya.
Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada pegawai/anggota organisasi melaksankan kepemimpinannya dengan berupaya memberikan dorongan semangat, membimbing dan mengarahkan secara empatik dan memberikan kepercayaan kepada anggota untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan karyanya sendiri.
Terdapat empat gaya kepemimpinan yaitu otoriter, pseudo demokratis, laissez faire, dan demokratis.
§  Otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menekankan pada kekuasaan dan kepatuhan anggota secara mutlak.
§  Pseudo demokratis adalah gaya kepemimpinan yang menekankan pada penciptaan situasi yang memberi kesan demokratis padahal pemimpin sangat pandai menggring pikiran/ide anggota untuk mengikuti kehendaknya.
§  Laissez faire adalah gaya kepemimpianan yang menunjukan ketidak mampuan pemimpin karena ia membiarkan organisasi dan anggota melaksakan kegiatan masing-masing tanpa dalam satu arah kebijakan yang jelas dari pemimpin.
§  Demokratis adalah gaya kepemimpinan yang menekankan pada hubungan interpersonal yang baik. Ia mengharapkan para anggota organisasi berkembang sesuai potensi. Untuk itu pemimpin berupaya membimbing, mengarahkan dengan mempartisipasikan dalam kegiatan dan mengakui karya mereka secara propsional.

3.     Pendekatan Kontigensi
Studi kepemimpinan yang disebut pendekatan kontigensi, yaitu suatu studi kepemimpinan yang hakikatnya berusaha untuk memenuhi jawaban atas pertanyaan What makes the leader effective. Bahwa yang membuat kepemimpinan itu efektif bukan hanya keberadaan pimpinananya itu sendiri tetapi ada variable lain yang turut menentukan. Menurut Blanchard (1995)terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas kepemimpinan  yaitu: (1) keperibadian, pengalaman masa lampau dan harapan pemimpin, (2) harapan dan perilaku atasan, (3) tuntutan tugas yang diberikan, (4) harapan dan perolaku rekan, (5) karakteristik, harapan, dan perilaku bawahan, (6) kultur dan kebijakan prganisasi.
4.     Perubahan Sosial dan Gaya kepemimpinan
Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai citra “Tidak pernah selesai “, keberhasilan kemarin sekaligus menjadi perjuangan hari ini sedang keberhasilan hari ini adalah perjuangan hari esok . perjalan hidup manusia mengisyaratkan adanya perubahan yang terus menerus, sehingga filsafat “Perubahan merupakan suatu yang kekal” menjadi karakteristik tetap kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
Perubahan sosial sebagaimana sifatnya yang abadi, akan selalu pasi dan  terjadi. Demikian pula halnya pada organisasi sebagai organisasi terbuka yang mempunyai ciri kumpulan orang-orang yang bekerja secara sinergi untuk mencapai tujuan bersama, mengalami teori perubahan organisasi mulai dari orientasi, teknologi, struktur, dan manajemennya. Margulies (1978:4) berpendapat bahwa:
Perubahan sosial yang sedang terjadi dan yang akan terjadi, sangat mempengaruhi keadaan dan kehidupan organisasi.hal itu antaralain mencakup,(1) Perubahan peran dan tujuan organisasi, (2) membesar dan semakin kompleksnya organisasi, (3) penggunaan teknologi yang lebih maju, (4) adanya bentuk organisasi baru, (5) perubahan pandangan terhadap manusia.
1.4.          Pengertian motivasi dan motif
Kata motivasi berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti “bergerak” yang dimaksudkan sebagai “bergerak untuk maju”. Siagian (1980: 128) mengartikan motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tujuan tercapainya organisasi dengan efesien dan ekonomis. Pengertian motivasi menurut Sardiman . (1994:12) menyatakan bahwa: “ Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu”. Motif bekerja dapat bermacam-macam, namun dalam posisi ini motif kerja berupa pemberian berupa pemberian semangat agar para karyawan melakukan pekerjaan dengan baik seperti dikatakan Nitisemito (1992: 130) yang mendefinisikan motivasi sebagai usaha atau kegiatan dari manajer untuk dapat meningkatkan semangat dan gairah kerja para bawahannya.
Manullang (1996: 150) menjelaskan bahwa motivasi merupakan pengembangan dari kata “Motif”, yang artinya suatu tenaga atau dorongan yang mendorong manusia  untuk bertindak atau suatu tenaga dalam diri manusia yang menyebabkan manusia bertindak. Usman (1992: 24) mendefinisikan “Motvasi adalah suatu proses  untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai tujuan”.
Pengertian motif, antara lain sebagai berikut:
1.      Motif adalah suatu prernyataan yang kompleks dalam suatu organisme yang mengarah pada tingkah laku ke suatu tujuan atau perangsang. (Purwanto, 1990: 5).
2.      Motif adalah suatu daya yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapan untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan (Moh. Uzer Usman, (1992 : 24)

1.5.          Tujuan Motivasi
Motivasi diberikan sebagai upaya memelihara semangat kerja karyawan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan optimal. Motivasi ditujukan sebagai upaya mendorong dan merangsang pegawai untuk melakukan kegiatan atau tugasnya dengan rasa kesadaran. Sebagai upaya motivasi, pemimpin dapat melakukan kegiatan untuk meningkatkan kegairahan, disiplin, kesejahteraan, prestasi, moral kerja, tanggung jawab terhadap tugas-tugas, produksivitas dan efesiensi pegawai.
Hasibuan (1991 : 196) memerinci tujuan motivasi, yaitu:
1.      Merubah perilaku pegawai sesuai dengan keinginan pemimpin.
2.      Meningkatkan kegairahan pegawai.
3.      Meningkatkan disiplin pegawai.
4.      Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
5.      Meningkatkan prestasi pegawai.
6.      Meningkatkan moral kerja pegawai.
7.      Meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai terhadap perusahaan.
8.      Meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugas.
9.      Meningkatkan produksifitas dan efesiensi.
10.  Memperbesar partisipasi pegawai terhadap perusahaan.

1.6.          Perinsi-perinsip Motivasi
1.     Perinsip Kompetisi
Kompetisi adalah sebuah upaya untuk memberikan kesempatan kepada setiap orang memperlihatkan seluruh kemampuannya dengan difasilitasi dengan sehat dan benar. Perinsip-perinsip kompetisi adalah persaingan dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki, prinsip lainnya bahwa dalam kompetisi itu terkandung kejujuran dan keterbukaan.
Dengan kompetisi diharapkan agar dapat memberikan stimulan terhadap orang untuk memperlihatkan dan mengeluarkan seluruh potensi yang dimilikinya, artinya memunculkan dorongan-doronagan untuk untuk melakukan sesuatu.
2.     Perinsip pemacu
Pemacu merupakan upaya dalam memberikan sebuah dorongan yang berupa tindakan positif sehingga pihak yang diberi motivasi menyegerakan melakukan tindakan tersebut. Prinsip pemacu ini diibaratkan sebagai pecut bagi seseorang yang kekurangan semangat sehingga dengan adanya pemacu ini semangatnya dalam melakukan sesuatu dapat meningkat dengan cepat bahkan drastis.
3.     Prinsip ganjaran dan hukuman
Prinsip ganjaran dan hukuman biasanya dilakukan kepada anak-anak dengan tujuan supaya  anak termotivasi untuk belajar. Misalnya apabila tidak belajar maka tidak akan diberi uang jajan dan sebaliknya apabila rajin  belajar dan rangkingnya naik maka akan dibelikan sepeda.
Perinsip ini biasa dilakukan atau diberitahukan kepada anak-anak atau pihak yang akan diberri motivasi sebelum anak itu melakukan pekerjaannya dalam hal ini belajar.

4.     Perinsip Kejelasan Kedekatan Tujuan
Perinsip kejelasan  dan kedekatan ini dimaksudkan apabila suatu pekerjaan sudah jelas dipahami maka akan memberikan dorongan tersendiri bagi orang yang mengerjakan tersebut. Sehingga tidak ada lagi hal yang meragukan pada saat pekerjaan itu berlangsung, karna apabila suatu pekerjaan belum dapat di pahami secara utuh akan mengurangi semangat untuk mengerjakannya. Dengan demikian prinsip kejelasan ini sangat penting.
Sedangkan kedekatan tujuan merupakan prinsip utama dalam sebuah pekerjaan, sebagaimana diketahui bahwa sebuah pekerjaan apapun namanya pasti memiliki tujuan dengan demikian dibutuhkan adanya kedekatan dan kepastian dengan tujuan yang hendak dicapai mulai dari substansi pekerjaan itu sampai durasi waktu yang harus ditempuh, dengan kata lain prinsip ini harus efektif dan efesien.
5.     Pemahaman Hasil
Pemahaman hasil merupakan suatu pengetahuan atau pengertian dari seseorang dalam memahami hasil kerja yang akan diperoleh nanti setelah pekerjaan tersebut selesai. Apabila hasil yang akan diperoleh sudah dapat diprediksi dan dipahami, maka dapat memberikan motivasi  pada seseorang untuk lebih giat dalam melakukan pekerjaannya.
6.     Pengembangat Minat
Prinsip pengembangan minat merupakan perinsip yang benar-benar menyesuaikan dengan kondisi orang yang diberi motivasi tersebut, karena ini bertujuan bahwa minat seseorang biasa dijadikan dorongan untuk meningkatkan semangat kerjannya. Pengembengant minat ini dapat diterapkan pada orang-orang tertentu yang memiliki minat penuh dalam bekerja, sehingga dengan adanya pengembangan minat benar-benar dapat memberikan motivasi yang positf dalam bekerja.
7.     Lingkungan yang Kondusif
Lingkungan yang kondusif dapat memberikan motivasi bagi seseorang untuk bekerja. Misalnya adanya ventilasi yang cukup diruangan dapat menyamankan suasana kerja, hubunhan rekan kerja yang harmonis, cahaya yang cukup, terdapat AC, dan masih banyak lagi. Dengan adanya lingkungan yang kondusif berarti suasana kerja secara umum sudah berlangsung secara efektif dan efesien. Sehingga dengan demikian suasana lingkungan yang kondusif sangat diperlukan sebagai upaya  dalam meningkat kan motivasi kerja.
8.     Keteladanan
Prinsip keteladan merupakn motivasi yang datang dari luar secara tidak langsung, karena prinsip inni merupakan Figur dari seseorang separti dari atasan atau pemimpin. Figur seorang pemimpin dapat meningkatkan semangat bawahan dalam bekerja karena ada rasa kagum yang timbul secara alami yang ikhlas dari bawahan. Misalnya, atasan selalu datang tepat waktu sehingga bawahan termotivasi untuk mengikutinya bisa karena malu atau tidak enak karena karena etos kerja atasan yang tinggi dan lain sebagainya yang jelas dengan adanya keteladanan ini. Bawahan akan termotivasi secara langsung dan kuat sehingga meningkat pula kinerjanya yang pada akhirnaya suasana kerja dalam lembaga atau organisasi makincepat berkembang. Dengan demikian, prinsip keteladanan ini sangat penting diterapkan dalam kehidupan kerja sebuah organisasi.
1.7.          Jenis dan Teori Motivasi
1.     Jenis Motivasi
o   Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang menceerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yeng terjadi pada diri seseorang.
o   Motivasi sebagai proses psikologis yang timbul diakibatkan oleh faktor didalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsic atau faktor dari luar diri yang disebut faktor ekstrinsik.
o   Faktor di dalam diri seseorang dapat berupa keperibadian. Sikap, pengalaman dan pendidikan, atau berbagai harapan, cita-cita uang menjangkau ke mas depan.
o   Faktor di luar diri, dapat ditimbulkan dari beberapa sumber, bisa karena pengaruh pemimpin, kolega atau faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tapi baik factor intrisic maupu ekstrinsikmotivasi timbul karena adanya rangsangan.



a.      Motivasi Intrinsic
Motivasi intrinsic adalah keinginan ertindak yang disebabkan adanya faktor pendorong dari dalam individu. Penelitian De Cham (Prayitna, 1989 : 11). Menyatakan bahwa individuyang melakukan kegiatan yang didorong oleh motivasi intrisic, maka kegiatannya untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu. Contohnya: siswa belajar bahasa Inggris baik secara lisan atau tertulis, bukan bukan untuk mendapatkan ijazah atau pujian orang tua.
b.     Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah materi yang keberadaannya disebabkan karena rangsangan dari luar. Tipe motivasi ekstrinsik ini mempunyai tujuan utama individu dalam melakaukan kegiatan untuk mencapai tujuan yang terletak diluar aktivitas belajar atau tujuan tidak terlibat dalam aktivitas belajar.
2.     Teori Motivasi
a.      Teori Humanistik
Teori Humanistik, motivasi itu ada satu yaitu motivasi dari dalam individu. Motivasi ini merupakan keinginan dasar yang mendorong individu dalam memenuhi kebutuhan. Teori yang didasari oleh teori humanistik yaitu:
1)     Teori Hirarki Kebutuhan Abraham Maslow
Teori kebutuhan menurut Abraham Maslow (Siagian, 1989 : 146)
o   Kebutuhan mempertahankan hidup, merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi psikologis dan biologis, seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan.
o   Kebutuhan rasa aman, manifestasi kebutuhan ini antara lain adalah kebutuhan kan keamanan jiwa, kebutuhan keamanan harta, perlakuan adil dan sebagainya.
o   Kebutuhan sosial, merupakan perasaan diterima oleh orang lain, kebutuhan untuk maju, dan kebutuhan untuk ikut serta.
o   Kebutuhan penghargaan/prestasi, semakin tinggi setatus seseorang semakintnggi pula rasa prestasinya.
o   Kebutuhan mempertinggi kepastian kerja, tampak pada kebutuhan atau keinginan untuk mengembangkan diri dan kapasitas keja, melalui dengan pendidikan dan latihan, seminar, konferensi dsb.

2)     Teori kebutuhan Erg Alderfer
Alderfer mengemukakan tiga kebutuhan pokok manusia yaitu kebutuhan keberadaan, kebutuhan berhubungan, dan kebutuhan pertumbuhan, teori aldafer ini disebut juga ERG Theory (existence, Ralatednes, Growth) yang merupakan gambaran dari kebutuhan manusia untuk bereksistensi, berhubungan, dan berkembang. Walaupun lebuh disederhanakan, tetapi substansi kebutuhannya hampir sama dengan teori Maslow, Namun Alderfer tidak menekankan kebutuhan tersebut secar hirarki tetapi lebih bersifat fleksibel karena dimungkinkan ada pemenuhan kebutuhan secara bersamaan bahkan dimungkinkan adanya gerakan menurun apabila seseorang mengalami frustasi dalam upaya memenuhi kebutuhannya di tingkat tertentu.
b.      Teori Behavioristik
Teri ini memandang bahwa motvasi dikontrol oleh lingkungan. Prayitno (1989 : 54-55), mengemukakan beberapa prinsip motivasi yang berisfat behavioristik, yaitu:
1)     Observasi dan catatlah tingkah laku.
2)     Pilihlah bentuk penguatan yang tepat.
3)     Haruslah bersikap konsisten.
4)     Terapkanlah prinsip pembentukan tingkah laku.
5)     Berikan model tingkah laku yang ingin dikerjakan.
6)     Jadikanlah lingkungan organisasi sebagai tempat yang menyenangkan untuk bekerja.





1.8.          Fakto-faktor Motivasi
Faktor-faktor yang ada dalam motivasi dijelaskan Sukarna (1997 : 53) sebagai berikut:
1.      Kebutuhan-kebutuhan manusia.
2.      Kebutuhan hubungan.
3.      Kepemimpian.
4.      Perangsang.
5.      Supervisie.
6.      Disiplin.

1.9.          Teknik-teknik Motivasi
Motivasi jelas diperlukan untuk memelihara semangat dan bahkan meningkatkan semangat kerja pegawai sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara productif. Berdasarkan kajian terhadap hasil penelitian para ahli tentang motvasi, dipelajari dari aktivitas yang dapat dijadikan teknik memotivasi baik dari perbaikan iklim dan kualitas tempat kerja sampai kepada memberi reward yang memadai dan menantang kerja.
Nitisemito (1992 : 170) memerinci teknik-teknik motivasi sebagai berikut:
1.      Pemberian gajih yang cukup.
2.      Memperhatikan kebutuhan sosial.
3.      Sesekali menciptakan suasana santai.
4.      Memperhatikan harga diri.
5.      Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat.
6.      Memberikan kesempatan untuk maju.
7.      Memperhatikan perasaan aman para pegawainya untuk menghadapi masa depan.
8.      Mengusahakan loyalitas karyawan.
9.      Sesekali mengajak karyawan untuk berunding.
10.  Memberikan insentif.
11.  Fasilitas yang menyenangkan.


BAB III
PENUTUP

3.1.          KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas kami dapat menyimpulkan tentang leadership atau kepemimpianan, bahwa kepemimpinan dan motivasi mempunyai hubungan yang erat dimana seorang pemimpin bisa memotivasi bawahannya agar berkerjakeras untuk mencapai tujuannya, terlebih mengatakan  Dubrin. A. J. (2001:3), kepemimpinan adalah kemampuan untuk menanamkan keyakinan dan memperoleh dukungan dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Seorang pemimpin juga dituntut mempunyai minimal 3 keterampilan yang kami sudah kemukakan di atas tadi yaitu : Technicalskills, Human skills, Conceptual skills.
Pendekatan kepemimpinan adalah dimana seseorang pemimpin bisa mempunyai salah satu dari pendekatan yang kami sampaikan tadi bahwa pendekata kepemimpin bisa dilihat dari sifat pemimpin, perilkau pemimpin.
Sedangkan kata motivasi adalah berasal dari bahasa latin “Movere” yang berarti “bergerak” yang dimaksudkan sebagai “bergerak untuk maju”. Siagian (1980: 128) mengartikan motivasi sebagai keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tujuan tercapainya organisasi dengan efesien dan ekonomis.
Motivasi diberikan sebagai upaya memelihara semangat kerja karyawan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan optimal. Motivasi ditujukan sebagai upaya mendorong dan merangsang pegawai untuk melakukan kegiatan atau tugasnya dengan rasa kesadaran. Sebagai upaya motivasi, pemimpin dapat melakukan kegiatan untuk meningkatkan kegairahan, disiplin, kesejahteraan, prestasi, moral kerja, tanggung jawab terhadap tugas-tugas, produksivitas dan efesiensi pegawai.


Daftar pustaka

1.      Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed-Dr. Hj. Aan Komariah, M.pd., Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011)